Subjek
- #RE100
- #Energi Terbarukan
- #Perubahan Iklim
- #Keberlanjutan
- #Emisi Karbon
Dibuat: 2024-06-26
Dibuat: 2024-06-26 08:50
Saat ini, perhatian terhadap masalah lingkungan dan energi berkelanjutan semakin meningkat di seluruh dunia. Di antara isu-isu tersebut, mari kita bahas RE100, mengapa hal itu penting, dan apa dampaknya.
RE100 (Renewable Energy 100%)adalah kampanye yang menyerukan perusahaan untuk memenuhi 100% kebutuhan listrik mereka dengan energi terbarukan. Kampanye ini diluncurkan pada September 2014 oleh 'The Climate Group', sebuah organisasi nirlaba multinasional yang berbasis di London, Inggris. Awalnya, kampanye ini digagas oleh beberapa organisasi seperti Climate Group, CDP (Carbon Disclosure Project), dan The Climate Group's Regen Hub, dan saat ini telah diikuti oleh lebih dari 300 perusahaan.
Perusahaan yang bergabung dengan RE100 meningkatkan persentase penggunaan energi terbarukan mereka melalui berbagai cara, seperti pembelian REC (Renewable Energy Certificate), skema green premium, PPA (Power Purchase Agreement) pihak ketiga, investasi saham, dan pembangkit listrik sendiri, seiring dengan meningkatnya permintaan listrik dari energi terbarukan.
Kebijakan energi berkelanjutan semacam ini dianggap sangat penting di era netralitas karbon, dan banyak perusahaan di seluruh dunia telah bergabung dalam gerakan ini.
RE100
RE100 pada akhirnya bertujuan untuk mentransformasikan 100% listrik yang digunakan oleh semua perusahaan di seluruh dunia menjadi energi terbarukan pada tahun 2050. Tujuan ini didorong oleh upaya untuk mengatasi perubahan iklim yang semakin cepat setelah Perjanjian Paris.
RE100 bukan sekadar kampanye untuk meningkatkan citra perusahaan, tetapi juga berfungsi sebagai alat untuk mengurangi emisi karbon secara nyata. Artinya, perusahaan yang bergabung dengan RE100 memperluas penggunaan energi terbarukan untuk mengurangi emisi karbon yang dihasilkan dalam proses produksi produk atau layanan mereka, sehingga secara aktif berkontribusi dalam mengatasi perubahan iklim.
Hal ini telah meningkatkan kesadaran masyarakat internasional terhadap perusahaan yang ramah lingkungan, dan investor juga semakin tertarik pada perusahaan yang menjalankan praktik bisnis berkelanjutan. Pada akhirnya, RE100 menekankan tanggung jawab sosial perusahaan dan memainkan peran penting dalam mendorong upaya menuju masa depan yang berkelanjutan.
Per April 2024, terdapat lebih dari 400 perusahaan yang bergabung dengan RE100, dengan 36 di antaranya berasal dari Korea Selatan. Jumlah ini menempatkan Korea Selatan di peringkat keempat setelah Amerika Serikat (98), Eropa (85), dan Cina (43), dengan jumlah perusahaan yang bergabung terus meningkat setiap tahunnya.
Terutama, sebagian besar perusahaan global terkemuka, seperti Apple, Google, Microsoft, dan Amazon, telah bergabung, dan di Korea Selatan, perusahaan-perusahaan utama seperti SK Hynix, LG Energy Solution, dan Samsung Electronics juga ikut serta.
Untuk bergabung dengan RE100, perusahaan harus memenuhi prosedur dan persyaratan berikut.
Dengan mematuhi prosedur dan persyaratan tersebut, perusahaan dapat bergabung dengan RE100, yang dapat membantu meningkatkan citra dan memperkuat daya saing mereka.
Untuk menerapkan penggunaan energi berkelanjutan, perusahaan dapat mempertimbangkan langkah-langkah berikut.
Keikutsertaan dalam RE100 memberikan berbagai manfaat ekonomi dan nilai sosial bagi perusahaan.
RE100 telah menjadi bagian dari gerakan internasional dalam menghadapi perubahan iklim, dan diperkirakan akan terus berkembang di masa depan. Namun, untuk mencapai keberhasilan, RE100 juga dihadapkan pada beberapa tantangan.
Saat ini, biaya pembangkit listrik tenaga terbarukan relatif lebih tinggi dibandingkan dengan pembangkit listrik konvensional yang menggunakan bahan bakar fosil. Hal ini dapat menjadi beban bagi perusahaan dan menjadi salah satu hambatan dalam pengembangan energi terbarukan. Masalah biaya ini perlu diatasi melalui pengembangan teknologi dan ekonomi skala.
Energi terbarukan dipengaruhi oleh faktor cuaca dan musim, sehingga dapat menyebabkan fluktuasi dalam pasokan listrik. Tantangan ini perlu diatasi dengan memanfaatkan teknologi alternatif seperti baterai penyimpanan energi dan hidrogen.
Pemerintah perlu meningkatkan dukungan terhadap pengembangan pembangkit listrik tenaga terbarukan dan memperketat regulasi penggunaan bahan bakar fosil. Selain itu, perlu ada kerjasama antar negara untuk memperluas pasar energi terbarukan dan menetapkan standar internasional.
Perusahaan harus menyadari tanggung jawab mereka terhadap perubahan iklim dan secara aktif berpartisipasi dalam RE100. Selain upaya mandiri, perusahaan juga perlu mendorong mitra bisnis dan pelanggan mereka untuk menggunakan energi terbarukan dan bersama-sama berupaya mengurangi emisi karbon.
Semoga semakin banyak perusahaan yang bergabung dalam kampanye RE100, sehingga dapat berkontribusi dalam melindungi lingkungan dan memperkuat daya saing global.
Komentar0