Cherry Bee

Kekayaan Ekosistem, Segala Hal tentang Lahan Basah

  • Bahasa Penulisan: Bahasa Korea
  • Negara Standar: Semua Negaracountry-flag
  • Lainnya

Dibuat: 2024-06-25

Dibuat: 2024-06-25 12:10

Lahan Basah

Lahan basah adalah area pesisir yang secara berkala terendam dan terkena air laut akibat pasang surut. Umumnya terdiri dari berbagai sedimen seperti pasir, lumpur, dan bebatuan, serta berperan sebagai gudang keanekaragaman hayati dan peredam bencana alam.

Seocheon Getbol - Terdaftar sebagai Warisan Dunia UNESCO pada tahun 2021

Lahan Basah Seocheon yang Terdaftar sebagai Warisan Dunia UNESCO

Pentingnya Lahan Basah

Pertama, lahan basah merupakan komponen penting dalam ekosistem laut. Berbagai spesies hidup dan berinteraksi di dalamnya, sehingga tercipta keseimbangan ekosistem. Beberapa contoh biota yang hidup di lahan basah antara lain krustasea seperti kerang, kepiting, dan udang, serta ikan dan burung. Biota-biota ini bermanfaat sebagai sumber pangan bagi manusia dan berperan penting dalam menjaga kesehatan ekosistem laut.

Selanjutnya, lahan basah berfungsi sebagai peredam bencana alam. Saat terjadi bencana alam seperti banjir atau badai, lahan basah mampu memperlambat aliran air dan meminimalkan kerusakan. Selain itu, lahan basah juga mencegah erosi pantai dan mengurangi dampak kenaikan permukaan air laut.

Terakhir, lahan basah juga memiliki nilai sebagai objek wisata. Keindahan lanskap dan keanekaragaman hayati yang dimilikinya menarik banyak wisatawan untuk berkunjung. Selain itu, lahan basah juga dapat dimanfaatkan sebagai tempat edukasi dan penelitian lingkungan.

Berbagai Komponen Ekosistem Lahan Basah

Ekosistem lahan basah terdiri dari berbagai komponen.

Di antaranya, komponen yang paling penting adalah fauna bentik (benthos) .

Fauna bentik adalah hewan yang hidup di dasar perairan, terutama krustasea seperti kerang, kepiting, dan udang, serta moluska dan annelida. Mereka menjadi dasar rantai makanan di ekosistem lahan basah dan berperan penting dalam menjaga kesehatan lahan basah melalui proses dekomposisi bahan organik.

Komponen utama lainnya adalah vegetasi halofit (halophyte) .

Vegetasi halofit adalah tumbuhan yang mampu hidup di tanah dengan kadar garam tinggi. Beberapa contohnya adalah Suaeda maritima, Salicornia europaea, dan Sesuvium portulacastrum. Tumbuhan ini berperan dalam mengikat tanah di lahan basah, menyerap karbon dioksida dari atmosfer untuk mengurangi dampak perubahan iklim, serta menghasilkan oksigen yang bermanfaat bagi makhluk hidup di sekitarnya.

Ikan dan Burung

Ikan memakan fauna bentik atau vegetasi halofit, sedangkan burung memakan fauna bentik atau ikan. Mereka berperan dalam siklus energi di ekosistem lahan basah dan menjaga keseimbangan populasi untuk stabilitas ekosistem.

Manusia

Manusia melakukan berbagai aktivitas di lahan basah, seperti mengambil hasil laut, dan berwisata. Namun, aktivitas ini harus dilakukan secara bijak agar tidak merusak keseimbangan ekosistem lahan basah.

Dampak Lahan Basah terhadap Lingkungan Global

Lahan basah memiliki peran yang sangat penting bagi lingkungan global.

  • Lahan basah sebagai penyerap karbon: Lahan basah menyerap dan menyimpan karbon dioksida dari atmosfer. Mikroorganisme, tumbuhan, dan sedimen di lahan basah menyerap karbon dioksida dan mengubahnya menjadi bahan organik, yang kemudian disimpan dalam sedimen. Diperkirakan lahan basah menyerap sekitar 260.000 ton karbon dioksida per tahun. Jumlah ini setara dengan emisi karbon dioksida dari sekitar 200.000 kendaraan bermotor per tahun, sehingga berperan penting dalam mengurangi dampak pemanasan global.
  • Kedua, lahan basah meningkatkan kualitas air: Mikroorganisme dan fauna bentik di lahan basah mampu menguraikan dan menghilangkan polutan di dalam air. Hal ini meningkatkan kualitas air di wilayah pesisir dan menjaga kesehatan ekosistem laut. Selain itu, lahan basah juga menyaring sedimen yang terbawa dari aliran sungai, sehingga melindungi garis pantai dan mengurangi dampak bencana alam seperti badai dan gelombang pasang.
  • Lahan basah sebagai habitat beragam spesies: Lahan basah berperan penting dalam menjaga keanekaragaman hayati. Berbagai spesies seperti burung, ikan, dan kerang hidup dan berinteraksi di lahan basah, sehingga menjaga keseimbangan ekosistem. Akan tetapi, akhir-akhir ini, pengembangan dan pencemaran lahan basah mengancam keanekaragaman hayati, sehingga diperlukan upaya konservasi.

Nilai Ekonomi dan Pemanfaatan Lahan Basah

Lahan basah memiliki berbagai nilai ekonomi.

  • Sumber daya perikanan: Berbagai biota yang hidup di lahan basah merupakan sumber daya perikanan yang penting, dan kegiatan perikanan dapat menghasilkan keuntungan ekonomi. Menurut data dari Korean Maritime Institute, pada tahun 2010, nilai produksi perikanan di lahan basah Indonesia mencapai 1,29 triliun won.
  • Nilai wisata: Lahan basah populer sebagai tujuan wisata, yang menarik banyak wisatawan dan menghasilkan pendapatan ekonomi. Selain itu, pariwisata juga dapat memicu pertumbuhan ekonomi masyarakat sekitar.Contohnya adalah lahan basah di pesisir timur Georgia, Amerika Serikat yang menjadi tujuan wisata populer, menarik ratusan ribu wisatawan setiap tahun dan berkontribusi besar pada perekonomian daerah.
  • Berbagai fungsi lain: Lahan basah dapat dimanfaatkan untuk berbagai keperluan, seperti lahan garam, tambak, dan bahan bangunan. Pasir dan tanah liat berkualitas tinggi dari lahan basah dapat digunakan sebagai bahan bangunan, lahan garam dapat digunakan untuk memproduksi garam, dan lahan basah dapat diubah menjadi lahan pertanian atau industri.

Upaya Internasional untuk Melindungi Lahan Basah

Untuk menjaga kelestarian dan pemanfaatan lahan basah secara berkelanjutan, diperlukan kerja sama dan usaha internasional.

Salah satu upayanya adalah inisiatif dari International Union for Conservation of Nature (IUCN) yang sejak tahun 1998 telah menetapkan dan mencatat ‘100 Lahan Basah Terbaik di Dunia’ untuk meningkatkan kesadaran akan pentingnya lahan basah dan nilai konservasinya. Selain itu, Konvensi Ramsar juga merupakan perjanjian internasional yang bertujuan untuk melindungi lahan basah. Ditetapkan pada tahun 1971 di Ramsar, Iran, dan mulai berlaku pada tahun 1975. Saat ini, 170 negara telah bergabung dalam perjanjian ini, dan Indonesia bergabung pada tahun 1991.

Pemerintah Indonesia juga telah melakukan berbagai upaya konservasi, seperti menetapkan Undang-Undang Konservasi Sumber Daya Alam Hayati dan Ekosistemnya (1999), bergabung dengan Konvensi Ramsar (1991), dan keputusan untuk menghentikan proyek reklamasi di beberapa wilayah. Pada tahun 2021, UNESCO menetapkan Lahan Basah Jawa Barat sebagai Situs Warisan Dunia dan mengakui nilai penting lahan basah tersebut di tingkat internasional.

Komentar0